Kemudahan dalam Keikhlasan

Jasad akan mati ketika kehilangan ruh. Itulah mengapa para mujahid dapat mengantarkan umat Islam menuju kejayaannya. Karena mereka hidup memiliki Ar Ruhul  Kholis (murni dan bersih dari Riya’ dan Sum’ah, alias Ikhlas) dan Ar Ruhul Jadid (kesungguhan untuk berbenah serta bangkit). Amal perbuatan mereka penuh makna dan kekuatan.

Berapa banyak keinginan yang tercapai ketika perasaan Anda ikhlas? Kemudahan akan mendatangi Anda. Sebaliknya, ketika perasaan Anda negatif alias dipenuhi nafsu dan emosi, apa yang Anda rasakan? Makin jauh dari kemudahan (‘usro). Benar sekali, Allah Ta’ala sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallalla


hu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah termasuk tanda akan baiknya ibadah kepada Allah." (Hadits Riwayat At-Turmudzi)

Ibarat sebuah lingkaran, titik pusatnya adalah Allah dan garis-garis yang mengelilinginya diibaratkan sebagai makhluk. Jika garis-garis lingkaran tersebut makin mendekati titik pusat, maka makin mendekat ia kepada keikhlasan yang mengantarkannya kepada kemudahan. Dan bila Garis-garis lingkaran tersebut  makin menjauh, maka akan jauh pula ia dari keikhlasan dan mendekat kepada kesulitan.

Begitulah, ketika hati memiliki Ar Ruhul Kholis wa Ar Ruhul Jadid, maka kita akan merasa penuh tenaga. Karena idealnya energi yang menyelimuti zona ikhlas adalah berbagai perasaan positif yang berenergi tinggi seperti rasa syukur, sabar, fokus, tenang dan bahagia.

Sebaliknya, ketika kita berada di zona hayawanannaathiq maka kita selalu diliputi kecemasan, keraguan, takut, dan amarah. Alhasil, kita seperti memasuki pusaran gelap yang menyedot energy positif yang kita miliki. Baginda Rasul bersabda: "Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia seperti mengalirnya aliran darah. Maka aku takut dia akan memasukkan sesuatu ke dalam hati kalian." Atau beliau mengatakan, "(memasukkan) Keburukkan."(Hadits Riwayat Abu Dawud)

Manusia yang memiliki Ar Ruhul Kholis wa Ar Ruhul Jadid akan memiliki power yang berlipatganda dalam melaksanakan semua aktivitasnya. Satu persatu kendala yang dihadapinya akan diatasi dengan kesabaran, ketenangan, dan diakhiri dengan kemenangan yang besar. Seperti halnya para Nabi, Shiddiqin, Syuhada’ dan Orang-orang Sholeh, mereka semua adalah contoh teladan yang patut ditiru dalam hal keikhlasan berikut kemenangan yang diperolehnya.

Dengan bermodalkan Ar Ruhul Kholis (murni dan bersih dari Riya’ dan Sum’ah, alias Ikhlas) dan Ar Ruhul Jadid (kesungguhan untuk berbenah serta bangkit), maka seorang manusia tidak perlu sanjungan dan tanpa pamrih/imbalan. Ia akan bekerja tanpa perlu pengawasan manusia lain. Karena dalam benaknya setiap tindak tanduknya cukup diawasi oleh Allah Ta’ala sahaja.

Baca Juga: AL INSANU HAYAWANUN NATHIQ

PENUTUP

Orang yang bermodalkan Ar Ruhul Kholis dan Ar Ruhul Jadid adalah the best problem solver (mencari solusi dengan cara-cara yang cerdas dan bijak dan tidak gampang berputus asa, apalagi marah)Ia akan berdiri bagaikan karang di tengah lautan, menghadapi masalah dengan jiwa besar yang dibangun dari Ar Ruhul Kholis wa Ar Ruhul Jadid. Sekumpulan manusia ikhlas akan menebarkan kedamaian, dan kelak akan mendapatkan salaam dari Tuhan Yang Maha Penyayang (Q.S. Yasin : 58).

REFERENSI

Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 3533 – Kitab Do’a

Hadits Sunan Abu Dawud No. 4342 – Kitab Adab

PENULIS

Abu Hayat Al-Fatah









Komentar