SIAPAKAH JENDERAL KOHLER

147 Tahun yang lalu – 26 Maret 1873, Belanda menyatakan perang terhadap Kerajaan Aceh Darussalam serta mengirimkan pasukan ekspedisi dipimpin Jenderal Johan Herman Rudolf Kohler. Jenderal Kohler adalah seorang Yahudi dari ordo elit Lucifer. Hal ini terbukti dengan adanya symbol setan berupa ular yang menggigit ekornya sendiri (ourobros symbol).



Secara garis besar, Perang Aceh meliputi:

Perang Kekuatan 

Kohler bersama 3198 serdadu infanteri, 100 kavaleri berkuda, 168 opsir, dan 1000 orang hukuman mendarat di Pantai ceureumen pada Senin pagi, tepatnya 6 April 1873. Kekuatan armada Belanda kala itu terdiri 6 kapal perang, 2 kapal angkutan laut, 5 barkas, 8 kapal patroli, 1 kapal komando, 6 kapal logistic. Sedangkan dari pihak Aceh Darussalam yang menghadang pasukan Belanda adalah 3000 pasukan.

Perang Psychology 

Zentgraaf penulis buku ‘Atjeh’ (1938) menggambarkan kondisi perang Aceh begitu dahsyat hingga membuat serdadu Belanda mengalami gangguan jiwa dan kemorosotan moril. Hingga tahun 1880 Belanda hanya bisa menguasai 72 Km persegi daratan Aceh. Pleton yang keluar dari wilayah yang mereka kuasai maka akan meregang nyawa mendapat serangan prajurit klewang Aceh yang disebut ‘Hantu’ oleh serdadu Belanda. Kasus bunuh diri dan menembak kawan atau komandan sendiri diantara serdadu Belanda merupakan bukti begitu beratnya tekanan jiwa yang dialami oleh serdadu Belanda.

Perang biaya 

Hingga tahun 1880 Belanda sudah mengeluarkan biaya sebesar 115 juta florin. Harga yang tak sebanding dengan jumlah serdadu dan perwira yang mati dan jumlah wilayah terbatas hanya sekitar 72 Km persegi.

Perang Sabilillah vs kafir

Mendapat perlawanan yang begitu berat dari rakyat Aceh, maka Belanda menggunakan jasa orientalis Snouck Horgronje. Orientalis ini memberikan masukan kepada Belanda untuk membiarkan kaum ulee balang (bangsawan) yang berada di Keumala dan tidak membiarkan para ulama. Menurut Snouck Horgronje kaum Ulama inilah yang mengobarkan semangat perang sabilillah menghadap si kafir (Belanda) yang menyebabkan perang ini berlangsung lama dan melelahkan Belanda.

***

Daud vs Goliath

Jenderal Yahudi Kohler datang dengan pongah karena memiliki kekuatan yang lebih tangguh dari militer Aceh. Kohler sebelum tiba di Aceh (1873) memang sudah lama memantau kekuatan militer Aceh semenjak perundingan London (1871). Maka wajar Belanda mengirimkan si Jenderal Yahudi ini untuk memimpin ekpedisi penaklukan kerajaan Aceh Darussalam.

Ibarat Pertempuran antara Daud dan Goliath, Pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kohler mendesak pasukan Aceh dari pantai ke dalam Mesjid Raya Baiturrahman Bandar Aceh (Nama awal kota  Banda Aceh). Ketika si Jenderal Yahudi ini sedang menginspeksi pasukannya di bawah pohon Ketapang yang berada di Utara Masjid Raya Baiturrahman, tiba-tiba seorang sniper melesakkan pelurunya ke dada si Jenderal Yahudi Kohler.Tembakan ini rupanya mengakhiri karir manis si Jenderal Yahudi tersebut. Dan kata-kata terakhir ia ucapkan sebelum mati adalah “Oh Tuhan, Aku tertembak”. Ucapan ini berbanding terbalik dengan teriakan pejuang Aceh yang wafat dengan meneriakkan kalimah tauhid dan takbir.

Ibrah

Agresi Militer Belanda ke Aceh Nanggroe Darussalam menunjukkan kepada kita bahwa kekuatan yang besar belum tentu bisa mengalahkan kekuatan kecil yang bersandarkan kepada keyakinan “Tiada Rab kecuali Allah, Muhammad Utusan Allah”.

Baca Juga : Al Qur'an online

“Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaraya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji Kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara Kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya kecuali seciduk tangan, maka dialah pengikutku”. Maka tatkala mereka melewati sungai itu orang-orang yang telah meminumnya berkata,”Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya”. Orang-orang yang meyakini berjumpa Allah berkata,”BERAPA BANYAK TERJADI GOLONGAN YANG SEDIKIT DAPAT MENGALAHKAN GOLONGAN YANG BANYAK DENGAN IZIN ALLAH. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al-Baqarah:249)

Mu’min itu harus lebih kuat dari musuh Allah, karena kecintaan Allah terletak pada kekuatan yang digunakan di jalan Allah. Sebagaimana hadits Rasulullah yang mengandung aqidah dalam keyakinan, perkataan dan perbuatan.

“Mu’min yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah daripada mu’min yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan”. (Hadits Shohih, diriwayatkan oleh Muslim (2664))

Penutup

Hadits Abdullah bin Aufa Radhiallahu ‘Anhuma dalam shahih Bukhari, “Janganlah Engkau mengharapkan bertemu musuh, mintalah kepada Allah keselamatan dan jika Engkau bertemu dengan mereka maka bersabarlah, ketahuilah bahwa sesungguhnya surga itu dibawah naungan pedang”. (Hadits Riwayat Bukhari (6/85))

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Aceh

https://republika.co.id/berita/q7s2ob385/26-maret-1873-perang-aceh-dimulai

https://historia.id/militer/articles/upaya-belanda-mengalahkan-aceh-P9d5O

Penulis:

Abu Hayat Al Fatah

Komentar