RASULULLAH SOSOK KOMANDAN TEMPUR BERKEKUATAN PENUH

Baginda Rasulullah saw., selain seorang Nabiyullah, juga tercatat sebagai seorang militer yang jago dalam merancang strategi perang, gerakan taktis, dan operasi militer. Beliau mencapai tujuannya dengan akurasi tinggi, mnghancurkan moral musuh dalam sekali operasi. Semua  strategi dan taktiknya didasarkan pada realitas kebutuhan yang tepat. Para ahli militer dan sejarawan sepakat dengan keahlian Baginda Rasulullah saw dalam menyusun strategi dan taktiknya, seperti pada perang Badar, Uhud, Ahzab, Perang Bani Quraidhah, Khaibar, Hunain, Penaklukan Thaif, serta menghancurkan moral musuh dalam ekspedisi Fathul Makkah.

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).(al-Anfal:60)

Baca Juga: Al-Qur'an Online

Strategi Perang

Inilah sekelumit Strategi Perang Rasulullah yang meliputi 7 aspek:

1. Pembinaan Moral Islam

Rasulullah adalah uswatun hasanah dan semua perilakunya berdasarkan wahyu. Hal inilah yang ditiru oleh semua prajurit sehingga membuat pasukannya memiliki hubungan emosional dengan Rasulullah. Selama 13 tahun Rasul membina dan menjadi guru bagi para shahabat. Sehingga yang terpatri dalam pikiran prajurit adalah Allah Tuhan Yang Maha Esa – Muhammad Utusan Allah, Tidak ada Nabi setelahnya.

2. Assesment medan

Mengumpulkan informasi pihak musuh, lokasi medan serta logistic sesuai kebutuhan personil pasukan sendiri maupun musuh. Contohnya: Kekuatan musuh bisa diketahui dari jumlah konsumsi makanannya. 

3. Mengalahkan musuh tanpa perlawanan

Umat Islam mengambil alih Makkah dari kafir Quraisy tanpa ada perlawanan dan perang. Tak ada pertumpahan darah dalam perang Fathu Makkah. Fathu Makkah terjadi pada tahun Ramadhan 8 Hijriah/ 630 M. Sekitar 10 ribu pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah.

4. Bentuk kepemimpinan tertinggi adalah menghalangi rencana musuh dari sisi logistic dan komunikasi

Dalam ekspedisi perang Khaibar, Baginda Rasul menerapkan perang urat saraf kepada Bani Ghatafan sehingga menghalangi mereka bergabung dengan sekutunya Yahudi Khaibar.

5. Perang urat saraf 

Dalam perang Tabuk, Rasulullah menerapkan strategi show off yang lebih condong kepada bentuk unjuk kekuatan kepada Romawi dan Persia, bahwa di jazirah Arab telah terbentuk suatu pemerintahan yang berdaulat. Selain itu, Rasulullah telah mengirimkan surat-surat kepada Romawi dan Persia untuk memeluk Islam.

6. Menutup Kelemahan

Baginda Rasul tidak pernah panic ketika mengalami kesulitan dalam dua pertempuran, Uhud dan Hunain. Dengan tenang Beliau memanggil semua prajuritnya yang kocar kacir dan kembali merapatkan barisan. Dalam perang Hunain, dengan kepercayaan diri sebagai seorang utusan Allah, Beliau menyusun kembali tentaranya yang kocar-kacir dan melancarkan serangan balik terhadap musuhnya dan akhirnya menang.

7. Kecepatan dan Kejutan adalah inti peperangan

Strategi dan taktik Baginda Rasul dalam setiap pertempuran tidak pernah sama dalam 2 (dua) kali pertempuran. Contohnya: Beliau melakukan serangan cepat dan penuh efek kejut dalam pertempuran Badar dan membuat pertahanan alamiah dengan menggunakan alam (bukit) pada perang Uhud serta membuat strategi pertahanan buatan berupa parit guna meruntuhkan semangat penyerang pada perang Khandaq.


Baginda Rasulullah semasa hidupnya terlibat dalam 11 perang besar dan 16 perang kecil. Dari total 27 pertempuran itu, Beliau terlibat langsung sebagai pimpinan dalam 9 pertempuran. Berikut daftar perang tersebut: (1)Perang Abwa’; (2)Perang Bu’ats; (3)Perang Dzat Al-‘Usyairah; (4)Perang Badar; (5)Perang Bani Sulaim; (6)Perang Bani Qainuqa’; (7)Perang Sawiq; (8)Perang Dzi Amar; (9)Perang Buhran; (10)Perang Uhud; (11)Perang Hamra’ Al-Asad; (12)Perang Bani Nadhir; (13)Perang Dzat Al-Riqa’; (14)Perang Badar Al-Wa’ad; (15)Perang Daumah Al-Jandal; (16)Perang Khandaq; (17)Perang Bani Quraizhah; (18)Perang Bani Lihyan; (19)Perang Dzi Qarad; (20)Perang Bani Mushthaliq; (21)Perang Hudabaiyyah; (22)Perang Khaibar; (23)Perang Umrah Al-Qadha; (24)Fathu al-Makkah; (25)Perang Hunain; (26)Penaklukan Tha’if; (27)Perang Tabuk

Dalam 27 pertempuran di atas(dalam kurun waktu delapan tahun) telah memakan korban jiwa sebanyak 1.014 orang (255 muslim dan 759 kafir Quraiys), Baginda Rasulullah Sang Panglima Besar berhasil mencapai perdamaian dan ketertiban dapat dipulihkan di seluruh semenanjung Arabia. Pada dasarnya, prinsip perang Rasulullah adalah mencapai tujuannya dengan kerugian sekecil mungkin.

PENUTUP

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Al-Ahzab:21)

REFERENSI


PENULIS


ABU HAYAT AL-FATAH

Komentar